Tuesday 22 October 2013

bahagiaku mencintaimu

kamu memang sangat mudah untuk dicintai. kamu memang sangat pantas diperjuangkan. tapi sayang aku tak punya senjata untuk berperang

Aku sunggung mencintaimu. Aku yakin dengan itu. Seandainya bisa, aku ingin berteriak memanggil namamu, meneriakkan sekencang mungkin perasaanku padamu. Sungguh aku telah jatuh cinta padamu, langit senjaku.

Aku tak menyesal telah jatuh cinta padamu. Oh, bodoh sekali orang yang tidak jatuh cinta padamu. Kau begitu sempurna...

Aku mencintaimu, dan ku pikir cukuplah kau tau itu. Aku tidak mengharap banyak kau akan membalas perasaan ku. Aku mencoba memahamimu, dan aku tidak ingin menjadi beban untukmu. Meskipun sungguh aku berharap kau mau menerima perasaanku, tapi itu tidak lah penting. Aku lebih berharap kau akan bahagia  mengejar mimpi-mimpi indah yang sudah kau rencakan. Aku akan membunuh diriku sendiri jika aku berani merusaknya, sungguh. Aku sangat berharap kau bahagia dan semua mimpi-mimpi mu itu dapat terwujud. Aku tak bisa memberikan apa-apa selain hati dan doaku, semoga selalu menyertai kemanapun kakimu melangkah. :)

Wednesday 2 October 2013

Permainan Tarik Tambang

Aku bingung harus memulai dari mana...

Ini semua tentang kau, lagi-lagi engkau. Kau memulai semua ini, semua permainan ini, kau yang pertama menyerangku. Entah apa namanya permainan ini bagimu, tapi aku menjulukinya permainan tarik tambang.

Tak mungkin kau tak tau seperti apa permainan tarik tambang itu. Kau sudah sangat ahli memainkannya ku lihat. Dan kali ini, kau memilihku sebagai lawanmu. Ah, mungkin lebih tepatnya kau jadikan aku sebagai korban dalam permainan tarik ulurmu ini.

Seperti bermain tarik tambang
Bukan sorak sorai yang menyenangkan
Hanya kepastian yang mengambang

Dengan satu sentakan keras, kau menarikku ke arahmu. Aku tak tahu apa maksudmu, maksud tarikanmu yang tiba-tiba itu. Setelah sebelumnya tali yang kau gunakan itu hanya kau anggap benang tipis yang menghubungkan kita, mungkin malah tak kau anggap sama sekali. Dengan tali itu kini kau menjeratku. Dan dengan sangat bodohnya aku mengikuti permainanmu itu. Tali itu terlihat seperti untaian marshmallow yang panjang dibuat dari gula termanis dunia, yang sangat menggoda untuk dicicipi. Dengan itulah kau memaksaku dengan caramu yang begitu manis untuk mencicipi permainanmu. Bila sedikit saja aku memiliki akal, aku pasti tak akan pernah mencobanya, tapi sayangnya aku sudah kehilangan akal hanya dengan melihatmu. 

Seperti yang kau harapkan, aku membalas tarikanmu. Aku rasakan semakin kuat kau menarik ujung talimu. Semakin kuat aku balas menarik mu. Hingga sampai pada titik dimana aku yakin aku akan menang, pada satu titik aku telah kerahkan semua tenaga yang aku miliki, dan pada titik itulah kau melepaskan talimu. Bukan karena kau sudah kalah. Tapi itu lah yang kau tunggu-tunggu. Melihatku jatuh tersungkur, terjerembab dalam kubangan yang sudah kau gali dalam untukku. Aku patah dalam sekejap.

Aku tak melihat sesal sedikitpun dalam rautmu. Itu membuatku berpikir, mungkinkah kau telah merencanakan ini semua? Aku tak habis pikir, sungguh aku tak bisa lagi berpikir. Masih dalam kubangan, aku hanya bisa diam, semua kata ku hilang, aku bisu. Berteriak ku di dalam kalbu, memanggil namamu. Tidak ada yang mendengar, hanya mata yang terus berhujan.

Seandainya masih bisa, ingin ku bertanya mengapa.....