Tuesday 8 July 2014

Dia (tidak) Kembali

Profesionalitas itu memang wajib dimiliki oleh setiap orang, dan hal itu mutlak harus dipunyai oleh seorang pemain bola. Ya kali ini aku akan “ngomongin” sedikit tentang sepak bola, mumpung lagi ada gelaran piala dunia. Tapi bukan tentang piala dunia, itu terlalu mainstream kalau aku juga ikut “ngomongin” itu.

Berbicara tentang sepak bola, pemain bola dan profesionalitas aku akan membahas tentang pemain bola yang -dulu- sangat aku gilai, Cesc Fabregas. Pemain yang dulu pernah selama kurang lebih delapan tahun merumput -kok seperti disamakan dengan kambing/sapi?- atau bermain untuk tim sepak bola jagoanku Arsenal, ini beberapa waktu lalu mengumumkan hal yang bisa menggegerkan dunia para Gooners (fans Arsenal). Doi -ceileh- yang tahun 2011 lalu pulang kampung ke Barcelona memutuskan untuk kembali merantau, lagi-lagi di Inggris -dan London- tapi bukan kembali ke Arsenal. Chelsea, musuh sekota London yang juga musuh bebuyutan Arsenal, adalah klub yang dipilih Fabregas. Sungguh bukan come back yang bagus dimata kami, Gooners, pasalnya pernah doi bilang kalau seandainya doi pindah klub lagi (hengkang dari Barca) doi akan balik ke Arsenal, atau sekalipun tidak kembali ke Arsenal, doi akan pindah ke selain klub Inggris.

Cesc Fabregas Memilih Chelsea

Beberapa minggu saat berita tentang akan hengkangnya Fabregas dari Barca, banyak sekali kabar yang memberitakan bahwa doi akan kembali ke Arsenal. Sebagian besar fans Arsenal -termasuk aku- sebenernya menginginkan kabar tersebut menjadi kenyataan karena pada dasarnya kami -Gooners- masih mencintai Fabregas. Selama delapan tahun bermain untuk Arsenal dan dianugerahi ban kapten pada 2 musim terakhirnya di Arsenal, membuat fans Arsenal menempatkan Fabregas ditempat tersediri dihati mereka. Sayang sekali, saat semua fans sepak bola teralihkan dengan berita seputar sepak bola, ada berita buruk bagi pans Arsenal tentang kepindahan Fabregas ke Chelsea. Sebagai salah satu dari mereka -Gooners- aku -yang juga telah mencintaii Fabregas dengan sepenuh hati- merasa sangat patah hati. I’m broken heart! Rasanya sungguh sakiiiiittttttttt. Lebih sakit dari dikhianatin sama pacar. Atau sesakit di-PHP-in sama gebetan. Selama beberapa hari kabar itu beredar, setiap nonton berita transfernya di tivi, seperti tersayat-sayat hatiku -lebay-. Rasanya juga lebih sakit dibanding saat tahu kalau dia punya pacar seorang janda. Hiks hiks hiks...

Layaknya seperti orang yang habis patah hati, setelah menggalau beberapa saat, aku memutuskan untuk move on. Hufft. Profesionalitas. Aku mulai menerima bahwa dia memang berhak untuk bermain di klub manapun yang dia inginkan dan klub yang memang mengininkannya. Karena beberapa berita juga mengabarkan bahwa Arsene Wenger lah yang tidak menginginkan service Fabregas lagi. Well, meskipun bakal teringatkan lagi sakitnya saat melihat Fabregas nanti main di EPL dengan jersey Chelsea, tapi ya sudahlah. Meskipun tidak mendapatkan Fabregas lagi, aku harap Arsenal bisa merekrut pemain lain yang berkualitas. Alexis Sanchez atau Sami Khedira boleh lah ya.

Oke deh, we’ll see kiprah come back Fabregas di Inggris, di Chelsea,

No comments:

Post a Comment