Wednesday 13 August 2014

#TourdeImogiri MAKAM RAJA-RAJA




Hai, Agustus. Sudah pertengahan bulan Agustus, sangat tidak terasa. Pfftt, tidak terasa juga aku belum juga ngapa-ngapain blog ini (yaiyalah). 
Kalau kata anak  sekolah/kuliah... libur tlah tiba...libur tlah tiba! Yeah...
Actually, bagiku yang notabene sudah waktunya ambil skr*&%# itu, hari-hari layaknya hari libur juga sih. Uda gak ambil kuliah soalnya, jadi ya kalo lagi gak ngerjain skr*&%# itu ya nganggur. Well, tapi mumpung masih dalam suasana libur pasca lebaran, aku gak mau kalah juga dong, aku jalan-jalan juga. Ihik :D

So aku akhirnya memillih liburan yang masih ada di Jogja aja, tepatnya di Imogiri. Banyak obyek wisata di Imogiri dan kebetulan aku punya temen anak Imogiri. Udah lama juga aku pengen jalan-jalan ke Imogiri, jadi beberapa hari sebelumnya aku udah bilang temen ku anak Imogiri itu -panggil saja Rina- kalau aku pengen jalan-jalan ke Imogiri. Setelah mencocokan jadwal dengannya, hari sabtu tanggal 9 Agustus 2014 kita berangkat.

Sebelumnya aku pernah sekali ke Imogiri, ke rumah Rina juga. Waktu itu kita pergi ke Gua Cerme (Cermai), susur gua gitu. Aku berangkat dari Jogja (kosan) ke Imogiri (rumah Rina) sekirar jam 10-an. Karena baru sekali ke rumah Rina, beberapa kali aku perlu menelpon dia buat minta arahan, untung gak nyampe kesasar. Menjelang dzuhur aku sampai di rumah Rina dan kita langsung menuju destinasi pertama kita, MAKAM RAJA-RAJA IMOGIRI. 

Yeah, kita cuma peri berdua doang, puas kalian! Pffttt. Terserah mau bilang apa, jomblo ngenes atau apa terserahlah. Sudah ya ngejeknya, kita lanjut. Sampai di Makam Raja-raja Imogiri tepat saat adzan dzuhur. Sholat dulu lah kita, aku doang ding, Rina lagi Males katanya, you know lah what I mean. Dari parkiran ke masjid kita harus berjalan dulu melewati kios-kios yang menjajakan produk khas Imogiri. Kompleks Makam Raja-raja ini berada sebuah bukit jadi kita harus meniti tangga ke untuk sampai disana. Dari parkiran ke masjid tangganya masih lumayan bersahabat sih. Oh ya, mau cerita sedikit tentang masjidnya, ukurannya gak terlalu besar, bisa dibilang mushola malah, tapi mencirikan budaya jawa banget. Pintu kayu yang diukir pola ukiran jawa, empat tiang penyangga utama di tengah masjid yang juga jadi ciri bangunan di Jawa, Jogja terutama, dan juga ada bedug besar didalamnya. Ah, sayangnya aku lupa mengambil gambar masjidnya, ya sudahlah. Setelah sholat kita langsung meneruskan perjalanan, dimana 400 anak tangga sudah menanti....zzzz
Orang bilang ada 400an anak tangga. Siap mendaki?

Aku siap!

Medaki tangga-tangga ini cukup menguras tenaga dan nafas, fiuuuhh! Tapi angin di atas sejuk banget, bisa lah mengobati sedikit kelelahan setelah meniti tangga yang mengerikan ini. hehehe
Sampai di atas, sambil duduk melepas lelah dan menikmati angin sepoi-sepoi dan pemandangan disekitar makam, aku menemukan bunga yang kalau menurutku bunganya bagus sih. Warnanya jingga, dan berasal dari pohon yang besaaaarrrrr sekali. 

Ini pohon besar yang tangkainya penuh dengan bunga cantik

Bunga jingga pohon besar yang telah gugur. Banyak banget di tangga pas mau nyampe makam
Gak banyak orang yang datang waktu itu, siang bolong banget sih pas kita nyampe sana, dan mungkin orang-orang gak selo kek kita yang kesana pas siang bolong banget! Kompleks Makam Raja-raja Imogiri adalah kompleks pemakaman untuk raja-raja dan keluarga kerajaan Mataram Islam. Pada tahun 1632 kompleks makam raja-raja ini dibangun oleh arsitek bernama Kyia Tumenggung Tjitrokoesoemo atas perintah Sultan Agung, penguasa Kerajaan Mataram Islam pada waktu itu.
Denah kompleks Makam Raja-raja Imogiri (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemakaman_Imogiri)


 
Karena kita kesana pas hari sabtu kita tidak diperbolehkan masuk ke dalam kompleks pemakamannya, jadi hanya bisa melihat bagian depannya saja. Di depan kompleks pemakaman ada sebuah gapura yang diberi nama Gapuro Supit Urang. Setelah melewati gapuro, terdapat empat pendopo yang juga diberi nama Pendopo Supit Urang (gak tau artinya apa). Secara umum, denah makam raja-raja ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian tengah atas adalah makam Sultah Agung (bagian A), sebelah timur (B, C, D) adalah makam Raja-raja Kesultanan Yogyakarta dan sebelah barat (F, G, H) adalah makam Raja-raja Kasunanan Yogyakarta. Pemisahan ini terjadi karena adanya perjanjian Giyanti (tahun 1755) yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Yogyakarta (http://jogjatrip.com/id/219/Makam-Raja-raja-Mataram-di-Imogiri).
Gapura Supit Urang

Bagian tengah kompleks makam raja-raja adalah makam Sultan Agung

Gerbang kedua untuk masuk ke makam Sultan Agung
Karena tidak boleh masuk di area pemakaman jadinya kita cuma keliling-keliling dan foto-foto (pastinya!) sekitaran luar kompleks. Ke bagian barat ke kompleks pemakaman untuk raja-raja dari Kasunanan Yogyakarta dan ke bagian timur ke pemakaman Kesultanan Yogyakarta. 
Ukiran di pintu masuk ke pemakaman raja-raja Kasunanan Jogja
Gerbang pintu masuk makam raja Kasunana Jogja
Pintu masuk makam Paku Buwono VI
Si empunya Imogiri, Rina :p

Pintu lain lagi, semua pintu pola ukirannya berbeda
Bagian luar kompleks makam
Ini makam Sri Sultan Hamengkubuwono I
Pintu masuk makam HB I, gak kekunci sih, tapi gak berani masuk
Narsis dulu dengan muka uda kucel kepanasan
Karena sudah puas liat-liat sekitaran kompleks makam raja-raja (belum puas sih karena belum liat makamnya), dan karena waktu juga yang mepet, kita memutuskan untuk segera meneruskan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Eiittss, tapi harus menuruni 409 anak tangga dulu. Fiuuuftttt! >_<
See you in kebun buah Mangunan :p

No comments:

Post a Comment