Selamat malam
Sapa sang puteri bulan
Kepada ranting dan angin, kepada laut
Teriring alunan orkestra rumput teki
Samar-samar ku lihat jejakmu tertinggal di sana
Hei, lihatlah permadani hitam bertahtakan batu bintang
Menggantung tanpa sulur ataupun tambang
Hei, bukankah itu dirimu yang bernyanyi bersama sang puteri?
Hinggap di kalbu, seperti hantu, kamu
Malam diam membangkitkan pikiran lancangku
Wahai bulan sejak kapan warnamu merah jambu?
Dan bintang jatuhlah di mata itu
Yang menatap aku malu-malu
No comments:
Post a Comment