Kawan, masihkah kau menganggapku kawan?
Aku
takut, kamu telah banyak berubah dan itu membuatmu tidak lagi
menganggap penting persahabatan kita. Kau tau, rasanya lebih menyakitkan
kehilangan seorang teman daripada seorang kekasih.
Kemana
kau setiap aku mengajakmu bertemu? Dengan banyak sekali alasan, kadang
tak masuk akal, kau menolak bertemu denganku. Kemana kau? Padahal ku tau
kau memiliki waktu luang. Bahkan sering ku kehilangan kabar dari mu.
Sayup-sayup saja, ku dengar kau telah berlari menjauh. Aku takut kau
benar-benar meninggalkan ku. Apakah yang ku takutkan itu telah terjadi?
Ya,
kau memang telah berlari, cepat sekali meninggalkanku. Sudah sukseskah
dirimu? Mungkin, hingga tak kau hiraukan lagi diriku. Apa? Kau bilang
aku yang melupakanku? Bagaimana bisa sedang aku yang selalu mencari
kabarmu dahulu disela-sela angin. Sedang aku yang selalu memaksamu
meluangkan waktu untuk kita bercengkrama barang sedetik. Meskipun pada
akhirnya kau tetap saja menolak.
Aku tau
semua orang berubah, aku juga. Setiap orang berubah. Tapi aku selalu
berusaha menjadi orang yang sama seperti aku saat kita pertama kali
bertemu, aku yang kamu kenal bukan aku yang telah berubah. Ku harap kau
segera menyadari hal itu, bahwa aku tak ingin kau pergi kawan, sungguh.
Kau mungkin hanya belum sadar bahwa kau begitu berharga untukku, di
hidupku.
Ponjong, 16 Mei 2014
No comments:
Post a Comment