Monday 16 September 2013

Dalam Sebuah Pendakian

Mendengar rumput menyanyikan kisahmu
Angin membawa terbang setiap sejuk yang kau hembuskan
Gelayut sang awan menampakkan wajahmu
Dan langit biru tersenyum padaku, untukmu

Terbelah kabut oleh racauan kacaumu
Dalam setiap jengkal jalan yang kita lewati bersama
Menyisakan keteguhan dari asa yang senantiasa tumbuh
Bertanyalah pada Edelweiss dan kau akan percaya
Bahwa tak ada sesalnya hidup dan tumbuh bersama batu

Pernah aku merasa takut kehilangan dirimu
Dalam hitamnya malam yang paling kelam
Apakah kau juga pernah merasa takut tersesat?
Saat dinginnya hutan memisahkan kaki kita
Ya, aku, sangat takut sampai tak berani ku membuka mata

Tapi ketika putusnya asa menjadi pilihan terakhir
Saat kaki telah terlalu linu menyangga beratnya tubuh yang kaku
Ketika kelelahan mencapai puncak nadirnya

Kau, ya dirimu, selalu
Mengulurkan untaian semangat dalam balutan tangan
Dan hanya dengan itu aku mampu melewati setiap halang yang merintang
Sampai tak ada lagi puncak yang lebih tinggi dari telapak kaki kita


*Dalam sebuah pendakian Gunung Sindoro, Mei 2013

No comments:

Post a Comment