Tuesday 17 September 2013

Sial sial sial!!

Ngadas
23.00, 9 Juli 2013

Sial, sial, sial!
Sungguh sial ku masih terus saja membayangkan wajah simetrismu. Seperti ku memang sudah sangat hafal dengan setiap detail yang ada di wajahmu. Bahkan setiap ekspresi yang pernah kau cetak pada rautmu. Aku tak mungkin bisa lebih membenci mu lagi. Sungguh kau seperti iblis yang selalu memelukku dalam ingatan, yang selalu menunjukkan wajah licik, yang tetap hidup dan tak mau mati walau sudah berbagai cara ku lakukan untuk mencabik-cabikmu.

"jika kebetulan terjadi terlalu banyak, apakah kamu percaya bahwa itu tidak bermakna?"

Apakah itu juga kebetulan, bahwa aku seperti menemukan sosokmu pada sosok yang lain? Apa itu juga menyimpan makna? Atau hanya aku yang diam-diam, tanpa sadar masih saja mengharap sosokmu. Haruskah ku akui keterjebakanku dalam kotak peripihku sendiri? Kotak yang menyimpan serpihan-serpihan ingatan tentangmu. Kotak yang satu-satunya kuncinya telah kau buang ke dalam jurang keputusasaanku. Kotak yang belum bisa ku buka. Kotak yang seharusnya ku kosongkan dan ku buang semua isimu.

"Jika memang tak akan bersanding, tunjukkan jalan keluar dari hatimu"

Sejauh apa aku harus berlari?
Setinggi apa aku harus mendaki untuk menemukan jalan keluar?
Sungguh sial aku mulai lelah melakukan pencarian, sialnya aku tanpamu.

Sial, sial, sial, sial!

No comments:

Post a Comment